Judul : Pak Ahok, Sudah Didemo Berjilid-Jilid, Disuruh Bayar Pula!
link : Pak Ahok, Sudah Didemo Berjilid-Jilid, Disuruh Bayar Pula!
Pak Ahok, Sudah Didemo Berjilid-Jilid, Disuruh Bayar Pula!
Ahok, Sudah Didemo Disuruh Bayar Pula
Penulis : Muhammad Nurdin
Musim Pilkada ada saja dagelan-dagelan politik yang membuat banyak orang tertawa geli. Contohnya, kasus Ahok. Sudah tiga edisi Ahok didemo atas tuduhan penistaan agama. Kini, Ahok digugat class action dimana ia harus membayar ganti rugi atas apa yang diucapkannya sebesar 470 M. Dana demo aja 100 M, ganti rugi 4 kali lipatnya.
Kata Aa Gym, aksi bela Islam 212 adalah panggilan iman, sedang aksi kebangsaan 412 adalah panggilan duniawi. Kalau panggilan iman seharusnya didasari pada keikhlasan. Iman tak pernah menuntut hal-hal yang sifatnya duniawi. 470 M ini, panggilan iman atau panggilan dunia? Kalau iman, kok berbayar? Ini dapat merusak niat tulus para pejuang aksi bela Islam.
Banyak cerita menggugah iman tentang perjuangan “para mujahid” mencapai Jakarta. Ada yang rela menggunakan tabungan pernikahannya demi aksi bela Islam. Dan calonnya ikhlas kalau pernikahannya ditunda. Ada juga yang rela berjalan kaki dari Ciamis. Meski saat di Bandung mereka diberikan tumpangan. Beragam kisah-kisah menggugah iman berseliweran di jagat media. Entah itu nyata atau hoax. Tapi, Aa Gym telah mengonfirmasinya sebagai “panggilan iman”.
Apakah penggugat tidak menghargai perjuangan para mujahid ini? Mereka ikhlas mengorbankan harta, jiwa dan raganya untuk membela Islam, tanpa embel-embel “nanti dibayar kok”. Kesucian aksi bela Islam yang begitu menggugah intuisi para netizen, mengapa harus dinodai dengan menuntut ganti rugi? Aksi bela Islam panggilan iman loh, bukan perkara duniawi yang kotor.
Betul tidak?
*sarapan sari roti dulu, sambil dengerin metro tv, eh equilnya mana?*
Pihak penggugat, yakni ACTA (Advokat Cinta Tanah Air), menilai bahwa umat Islam yang ikut aksi bela Islam jelas-jelas dirugikan secara financial. Pasalnya, untuk ikut aksi bela Islam mereka harus merogoh kocek sendiri.
Saya jadi bertanya-tanya, kalau peserta aksi bela Islam merasa dirugikan secara finansial, mengapa mereka harus ikut aksi itu? Kalau mereka tau kegiatan tersebut merugikan keuangan mereka, tidak perlu ikut kan? Itu kalau mereka merasa dirugikan. Bukankah Islam melarang untuk mengikuti hal-hal yang merugikan?
Tapi, kalau mereka menganggap aksi bela Islam itu sebagai jihad, yang suci dari kepentingan-kepentingan duniawi dan merupakan panggilan iman, apa perlu perhitungan seperti itu? Apakah para sahabat Rasul suka hitung-hitungan saat hendak pergi ke medan jihad? Lalu, setelahnya, disebabkan mereka merasa dirugikan atas keikutsertaannya dalam jihad itu, mereka meminta agar modal mereka berjihad dibayar. Adakah riwayat semacam itu?
Bukankah aksi bela Islam telah disupport dana sebesar 100 M? Nilai sebesar itu yang resmi dikemukakan oleh “panitia pelaksana”. Tidak menutup kemungkinan ada donatur-donatur lain. Malah, Aa Gym pernah mengatakan bahwa dana yang masuk sangat melimpah. Kalau dananya melimpah, yang bersumber dari hamba Allah yang ikhlas, tanpa kepentingan-kepentingan politik tertentu, lalu, buat apalagi menggugat Ahok untuk membayar ganti rugi kegiatan aksi bela Islam? Ini logikanya gimana sih?
Atau gini deh. Memang benar dana aksi bela Islam itu sebesar 100 M. Dana tersebut masuk ke “panitia pelaksana”. Dari “panitia pelaksana” hingga para peserta, ada pemotongan-pemotongan sekian persen. Bukankah Akhi Jonru pernah bilang bahwa pengelola dana itu mendapat porsi dan itu halal. Kalau memang demikian, pantas saja, ada peserta yang tidak bisa pulang ke rumah karena tidak punya ongkos. Datang dijemput, pulang yah pulang sendiri.
Oleh karena dananya sudah terpangkas, entah oleh siapa dan diperuntukkan untuk apa, gugatan untuk ganti rugi dirasa perlu. Sebab, kalau memang dana aksi bela Islam ada dengan jumlah 100 M, lalu dipakai tepat sasaran, ditambah lagi dengan peserta yang tulus ikhlas dengan biaya sendiri, belum lagi ditambah dari hamba-hamba Allah yang dermawan, tentunya, gugatan ganti rugi itu tidak perlu.
Katanya, ganti rugi ini nantinya diperuntukan untuk pembangunan masjid di tiap kabupaten. MUI yang akan mengawalnya. Saya kok jadi bingung, masa Rumah Allah dibangun dari hasil gugatan? Rumah Allah harusnya dibangun dari kesadaran masyarakat muslim bahwa masjid itu memang penting. Masjid harusnya dibangun dari jirih payah masyarakat di sekitarnya agar bisa sama-sama merasakan pengorbanan sebagaimana yang Quran sampaikan.
Bukankah Quran mengatakan, “Kamu tidak akan pernah mencapai kebaikan sempurna, hingga kamu menginfakkan sebagian dari apa yang paling kamu cintai..” (QS. Ali-Imran:92)
Bukankah membangun rumah Allah ada kebaikan yang tidak ada bandingannya? Kalau hal itu begitu berharga nilainya, kenapa harus dibangun dari duit hasil gugatan? Yang digugat orang kafir pula. Apa umat Islam tidak merasa dipermalukan? Bangun masjid aja tidak mampu pakai uang umat sendiri.
Sebenarnya. Ada sesuatu yang besar yang hendak saya lempar disini.
Begini… Katanya kan Ahok menista agama. Ya, agama Allah spesifiknya. Kalau Ahok dianggap menista agama Allah, korban penistaan Ahok ini siapa? Siapa yang dirugikan atas apa yang Ahok katakan? Kalau jawabannya umat Islam negeri ini, ini jawaban yang ngaco. Yang punya agama emang siapa? Bukankah Allah yang paling dirugikan atas penistaan yang Ahok lakukan? Sebab, Dia lah yang menurunkan agama ke dunia.
Kalau Allah sanggup menghancurkan para penista agama pada zaman dahulu kala, sebagaimana yang disebut Aa Gym yakni Fir’aun, Namrud dan Kaum Saba’. Masa membinasakan Ahok yang bukan raja di raja, cuma seorang Gubernur, Allah tak mampu?
Masa Allah butuh demo-demoan untuk menghancurkan seorang penista? Sudah maksa untuk membela agama Allah, sebab dirasa Allah tak kuasa menghancurkan Ahok, eh pake maksa juga minta ganti rugi karena demo yang telah mereka buat. Bela agama kok gak modal ikhlas? Padahal, namanya bela agama itu panggilan iman. Ternyata oh ternyata, iman yang berbayar. Tertakar sudah imannya.
Selengkapnya :
http://ift.tt/2hcxrgT
Demikianlah Artikel Pak Ahok, Sudah Didemo Berjilid-Jilid, Disuruh Bayar Pula!
Sekianlah artikel Pak Ahok, Sudah Didemo Berjilid-Jilid, Disuruh Bayar Pula! kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Pak Ahok, Sudah Didemo Berjilid-Jilid, Disuruh Bayar Pula! dengan alamat link https://mukimukidi.blogspot.com/2016/12/pak-ahok-sudah-didemo-berjilid-jilid.html